Rabu, 27 Januari 2010

KENDALA, JALAN KESUKSESAN

Seluruh pernak-pernik kegagalan yang kita lewati menjadi jalan menuju kebahagiaan. Apakah ada diantara Anda menganggap bahwa kesuksesan hanya ditaburi oleh keindahan, prestasi demi prestasi, tanpa diwarnai oleh kegagalan? Ingatlah tanpa kegagalan, niscaya kesuksesan tidak akan terlahir begitu dahsyat. Seseorang menggapai kesuksesan gilang-gemilang, karena telah berhasil melewati kegagalan dengan jiwa besar, dan berupaya bagaimana kegagalan itu menjadi bahan untuk bisa menumbuhkan kesuksesan luar biasa dalam hidupnya. Kalau begitu, andaikan sukses menjadi suatu hal yang penting bagi kehidupan manusia, maka kegagalan juga harusnya dipandang suatu yang penting. Mengapa demikian? Karena kegagalan juga sebagai jalan menuju kesuksesan.

Suatu saat saya mendapatkan kiriman SMS dari adik kelas saat di bangku kuliah. Setelah lulus dari kampus, dia melamar pekerjaan di Jawa Pos, dan diterima sebagai jurnalis. Saya sempat menduga, dia bisa mengikuti jalan sukses seniornya yang telah menjadi jurnalis hebat di media yang sama. Namun, karena saking beratnya waktu dan tenaga yang harus dikeluarkan sebagai kuli tinta tersebut, dia berpikir untuk keluar dari pekerjaannya. Pekerjaan itu menguras tenaganya dari jam 8 pagi, hingga larut malam, karena selalu dituntut bisa memburu berita terbaik, dan up to date. Karena tidak kuat dengan kebijakan waktu yang diambil perusahaan, dia pun mengambil keputusan resign, dan memilih untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih ringan.

Dia mengeluhkan kehidupannya, di tengah tuntutan mendapatkan penghasilan, tetapi tenaga tidak sanggup untuk membayar kendala tersebut. Di tengah beragam keluhan yang diungkapkan, saya hanya berujar, kalau Anda punya tujuan menggapai bintang, maka kendala juga sebagai proses untuk bisa mengantarkan Anda pada titik bintang. Sadarilah Allah tidak akan pernah menghadirkan kendala dan tantangan kecuali untuk membuat Anda menjadi hebat. Yakinilah, tidak ada dibalik setiap ujian yang Anda peroleh kecuali Anda akan dipoles menjadi manusia hebat. Manusia-manusia hebat, pasti mengalami masa-masa pahit, yang kata orang sebuah kegagalan, tetapi dengan batu bata kegagalan, dia bisa membangun menara kesuksesan.

Dia hanya meminta doa pada saya agar tetap diperkuat di jalan ini. Saya hanya terus menaruh harapan adikku yang cerdas ini mendapatkan kesuksesan yang membuatnya semakin mulia dan agung di sisi Allah SWT. Tanpa saya sadari, saya kembali membuka memori perbincangan dengan adikku tersebut. Saya tergelitik untuk menyuguhkan kebijaksanaan sederhana agar kita tetap kukuh dan kuat dalam menghadapi berbagai persoalan hidup yang begitu kompleks, sehingga kita terus bisa berjalan di atas jembatan kesuksesan yang telah dirancang Tuhan SWT.

Ingatlah saudaraku, Allah tidak pernah mengharapkan hamba-hambaNya berada dalam penderitaan. Dia selalu menginginkan hamba-hambaNya bahagia dan sukses. Hanya saja, sering kali pilihan-pilihan manusia untuk menggapai kebahagiaan tidak selaras dengan panduan yang ditetapkan Allah SWT. Sudah jelas, Allah telah menyajikan resep ampuh untuk mendapatkan kebahagian melalui al-Qur’an, dan ditunjuknya Rasulullah Muhammad SAW untuk mengungkapkan risalah kenabian yang dilanjutkan oleh ulama’-ulama yang dipercaya, tetapi jarang manusia bergabung dengan al-Qur’an, juga dengan ulama’ yang telah menjadi penyuluh obor kenabian. Andaikan kita mau mengikuti jalan kenabian, maka kita akan dibuat terkejut, betapa jalan-jalan mendapatkan pusaka kejayaan dan kemenangan perlu mengalami masa keletihan yang panjang. Mereka menyediakan amunisi kesabaran yang berlipat-lipat dalam menghadapi beragam cobaan, ujian, dan berbagai kendala yang sepertinya menghambat harapan dakwahnya. Namun, semuanya menjadi sebuah jalan kian mengukuhkan keyakinan akan jaminan Allah, memenangkan hamba-hambaNya yang bertakwa.

Mungkin Anda harus berjarak berapa zaman dengan para Nabi untuk bisa mengambil keteladanan yang nyata dari mereka, dalam menghadapi tantangan bahkan kegagalan untuk menggapai kesuksesan cemerlang. Kita coba menelusuri para pebisnis berjaya, siapakah pebisnis yang tidak menghadapi kendala dalam menjemput kesuksesan? Mungkin Anda kenal dengan pengusahan muslim, Purdi E. Chandra, pengusaha Primagama. Beliau membesut bisnisnya dari sebuah rumah kos-kosan, tanpa menggundul gelar apapun. Pada mulanya, dia harus merawat anak-anak tetangga agar bisa belajar di tempat les-lesannya. Pikiran Anda juga pasti masih ingat dengan pengusaha kesohor, Bob Sadino, yang merintis bisnisnya dengan sebutir telur, dan pernah menghadapi masa sulit bersama istri tercintanya. Namun, semua kegagalan kecil ternyata berperan mewariskan kesuksesan yang besar. Mungkin karena merasakan sakit yang begitu dahsyat, dia mampu membuat lompatan kejayaan yang juga amat dahsyat. Tak ayal, dia pun sekarang bergelar sebagai Raja Sayuran. Anda juga tidak pernah pangling dengan pengusaha muslim yang beridentitas sebagai raja poligami, pengusaha Ayam Bakar Wong Solo, Puspowardoyo. Beliau sebagai bekas guru yang bertekad untuk memulai bisnis di Medan. Di dalam keprihatinan dia pun melompat untuk mencatat kesuksesan yang nyata.

Ingatlah, sosok-sosok tangguh itu menggapai kesuksesan nyata, karena mereka telah berhasil menikmati masa-masa pahit sebagai penguat untuk menggapai kesuksesan. Kesuksesan yang dilandasi dengan kebesaran jiwa dalam menghadapi kendala atau tantangan hidup yang dahsyat memicu orang untuk mendapatkan kepuasan nyata. Yang terpenting bagaimana aktivitas yang dilakukan selaras dengan prinsip hidup yang mengakar dalam hati kita. Sehingga semua aktivitas yang dilakukan sebagai proses untuk menggapai kesuksesan yang alami, indah dan memiliki kesan yang kekal dalam hati.

Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya

Senin, 25 Januari 2010

MULAI HARI DENGAN CINTA

Cinta tak pernah bisa dilukiskan hanya dengan polesan kata, lukisan sketsa, juga gubahan syair. Semua instrument untuk menggambarkan cinta tidak bakal bisa memberikan ilustrasi secara efektif dan sempurna perihal cinta itu sendiri. Karena cinta bermuara dari rasa, sementara kata-kata hanya produk logika. Logika dan rasa suatu hal yang berbeda, kendati penggambaran bentuk logika bisa menyentuh rasa, namun tidak bisa menggetarkan rasa yang sejati dari cinta itu sendiri.

Karena cinta tidak bersumber dari medan logika, maka cinta tak mampu sebatas diungkapkan dan diekspresikan dengan kata, namun harus menjadi pengalaman hidup yang membekas dalam sanubari jiwa. Anda tidak bisa mengerti makna cinta yang hakiki, kecuali Anda mengalami dan bergulat dengan cinta itu. Bagaimana getaran cinta menyentuh seluruh relung sanubari Anda. Apakah hanya bisa dituturkan dengan kata. Maka berlatih untuk mencintai sebagai jalan efektif untuk bisa merasakan cinta. Menyentuh dan menemui segala sesuatu dengan cinta akan membawa jiwa kita terbang di altar-altar kedamaian, karena cinta inilah yang membikin manusia bisa masuk ke ruang yang paling indah, tak bisa dilukiskan dengan kata yang bersumber dari pikiran.

Mungkin Anda melihat bunga yang tengah bermekaran, menyajikan ketulusan senyum di pagi hari, Anda menyapanya dengan penuh cinta, seolah bunga itu berbicara keindahan, kemurnian, ketulusan, dan kedamaian pada Anda. Saat itu, Anda hanya melihat bunga sebagai magnet kebahagiaan. Manakala Anda bersua dengan kendaraan Anda, yang Anda tumpangi setiap hari, dan membawa Anda pergi kemana Anda hendak menuju, mengapa Anda tidak coba berikan elusan dan belaian cinta, seakan dialah sahabat yang telah membentangkan peluang Anda untuk semakin melebarkan sayap pergaulan. Saat itu meletup rasa cinta pada kendaraan, cinta bukan karena nafsu, namun sebentuk cinta yang membawa Anda pada kecintaan semesta. Anda bertemu dengan teman kerja di kantor, sapalah mereka dengan cinta, sebagaimana Anda pun mendambakan sapaan cinta dari sesama. Yakinilah, ketika Anda menebar ucapan-ucapan cinta yang meletup dari hati yang tulus, niscaya Anda bakal mendapatkan cerapan-cerapan kebahagiaan.

Dari situ, Anda makin mengalami kematangan dalam bercinta, ternyata cinta menjadi indah ketika dilandasi ketulusan, dan tanpa syarat. Hanya dengan ketulusan, maka butir-butir kedamaian seperti mewarnai kondisi hati Anda. Kedamaian Anda setimbang dengan volume cinta yang ada dalam tangki hati Anda. Tebarkan cinta pada siapa saja, maka kebahagiaan pun bakal memantul pada hati Anda jua. Bagaimana menghadapi seorang musuh yang kerjaannya hanya mencemooh, mencaci, memaki Anda? Anda harus bersikap tetap mencintainya, karena sesungguhnya cemoohan tidak ampuh membikin Anda menderita, bahkan pelontar cemoohan itu yang telah sengaja menjebak dirinya di jurang derita. Cinta akan selalu mendekatkan kebahagiaan bagi ahlinya. Karena itu, jangan pelit Anda menebarkan cinta dimana-mana, karena cinta sendiri akan memberikan kepadatan kebahagiaan dalam hati Anda sendiri, bahkan bisa mengilhami orang lain menggapai kebahagiaan yang hakiki. Lepaskan cinta Anda dimana saja engkau berada, niscaya engkau bakal memanen kebahagiaan di sana, dan andaikan ada orang yang hendak membuat Anda tersandung derita, derita sendiri tidak akan pernah mendekati orang yang tengah jatuh cinta, apalagi telah terbang bersama cinta.

Memulai hari dengan cinta begitu penting, agar sepanjang hari Anda mendapatkan kebahagiaan terus-menerus. Orang yang dipanah cinta, akan selalu berpikir untuk bisa memberikan yang terbaik. Ketika Anda terpacu untuk memberi, maka kebahagiaan akan terus melekat dalam hidup Anda. Bahkan ketika Anda belum bisa memberi secara materi, Anda akan bisa memberikan keindahan senyum, pencerahan, dan pengabaran-pengabaran baik pada orang lain. Memberi memang membangkitkan potensi cinta yang terbenam dalam hati Anda. Memberi sendiri seperti pupuk yang akan menyuburkan cinta, yang pada gilirannya akan berbuahkan kebahagiaan.

Bisakah cinta disebarkan dimana saja? Cinta melampaui syarat dan batas. Ketika ada syarat cinta akan terbatas, dan ketika ada batas maka berarti kebahagiaan juga bakal terbatas. Padahal cinta yang diharapkan bisa melambungkan orang menuju cinta yang tak terbatas, seperti orang yang mengepakkan sayap keindahan di antara langit-langit kehidupan. Cinta datang dari bumi, tetapi buahnya menggantung di langit yang tak terbatas. Pada mulanya orang mungkin mengujarkan cinta yang bersifat terbatas yang tumbuh dari bumi batinnya, tetapi berikutnya dia akan terus bertumbuh dan berkembang, sehingga mencapai pada buah yang menggantung di langit. Bisa diketahui, jika ada orang cinta begitu ceket dan sempit, berarti cintanya belum bertumbuh, ujungnya kebahagiaan pun tidak meluas ruang lingkupnya.

Inilah sebuah kegelisahan orang yang tengah belajar bercinta dalam arti yang lebih luas.

Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya