Kamis, 11 Juni 2009

SABAR ITU…..

Suatu saat saya mengunjungi pertamanan yang ramai dengan orang-orang bersenam pagi. Di situ ada yang bertampang kakek-nenek, ibu-ibu, dan remaja. Di sebuah pagi yang indah itu, mereka mempergunakannya untuk senam pagi demi menyehatkan dan membugarkan tubuhnya. Mereka telah memilih untuk bersenam pagi demi sebuah tujuan yang jelas. Tetapi bagi orang yang malas-malasan kerap mempergunakan waktu pagi untuk tidur kembali selepas subuh, sembari menunggu datangnya mimpi indah di pagi hari. 

Orang-orang yang bersenam itu memiliki tujuan yang jelas, dan dia berusaha untuk mengalami dan merealisasikan tujuan tersebut secara maksimal. Ada mendambakan berbadan kekar, mendambakan makin singset, atau mendambakan makin sehat. Untuk mencapai tujuan itu dia harus menjalani proses dengan kesabaran, determinasi, kesungguhan, ketekunan, dan terus-menerus.

Pun dalam peningkatan spiritual, kita harus berlatih sabar dalam menjalani proses. Jika kita hendak mencapai maqam yang elit dalam persoalan duniawi saja harus terus berusaha dengan penuh kesabaran, apalagi mencapai maqam spiritual yang tinggi. Kesabaran sebuah upaya untuk melatih jiwa kita agar makin kuat dalam memegang amanah yang lebih besar. Jika kita bertekad untuk mencapai maqam bahagia, maka kita harus bersabar mendapatkan pelbagai ujian yang menimpa kita. Teruslah bersabar, pupuskan setiap perasaan yang membawa pada keputus-asaan. Setiap kali menghadapi sebuah problem maka kita berada di persimpangan antara sukses dan gagal, dan ketika kita sabar dalam menghadapi problem tersebut, insya Allah kita akan terbimbing untuk menggapai kesuksesan. Sebaliknya orang yang tidak sabar, bakal terus-menerus berada dalam kegagalan, alias gagal dalam bersikap. Dengan kesabaran kita bakal memeroleh pelajaran yang amat berharga dari setiap pengalaman yang dijalani.

Perlu disadari, sabar (ash-Shabr) tidak sama dengan malas-malasan (al-kasl). Tetapi sabar mengandung makna bersungguh-sungguh atau berjuang (al-jihad). Sabar bukan reaksi, tetapi respons yang mantap. Karena reaksi digerakkan oleh hawa nafsu, dan respons digerakkan oleh hati nurani. Respons disini berarti respons (able), atau bertanggung jawab, bukan melempar tanggung jawab. Pendek kata, orang yang bersabar selalu berusaha dan berhasil menundukkan hawa nafsu, dan mengedepankan hati nurani dalam menyelesaikan masalah. 

Ingatlah saudaraku, tujuan tidak sebatas dipahami dan diyakini, namun memerlukan sebuah proses “aksi” yang mengantarkan kita sampai pada tujuan tersebut. Sabda guru, “Tujuan tidak cukup hanya dimengerti, namun perlu dialami.” Kata ini singkat, tetapi bisa menjadi pengungkit motivasi dahsyat bagi saya. Dalam menjalani proses, kita dituntut untuk bersabar, karena musti manusia menghadapi berbagai challenge (tantangan) untuk menggapai kesuksesan. Kebahagiaan dan kepuasan batin terletak saat berhasil melampaui tantangan demi tantangan untuk mencapai tujuan. Jika Anda bersabar menghadapi ujian dan tantangan hidup, maka di depan Anda terbentang kesuksesan yang luar biasa. Saya pun meyakini bahwa dengan bersabar menghadapi tantangan yang dianugerahkan oleh Allah, maka manusia bakal bisa melompati kesuksesan yang luar biasa. Orang bersabar tidak pernah berhenti dengan keadaan hari ini, dia terus berjalan untuk melampaui tantangan demi tantangan hingga dia mencapai kebahagiaan tanpa batas.  

Manakala kesabaran manusia tidak terbatas, maka dia akan memperoleh suatu yang tak terbatas pula dari Allah SWT. Ya, demikianlah ciri orang sukses, dia tidak pernah membatasi kesabaran. Hanya orang-orang pecundang yang selalu berkata, “sabar itu ada batasnya.” Manakala sabar dalam kebaikan itu ada batasnya, berarti dia telah membatasi rahmat Allah SWT. Karena sesungguhnya rahmat Allah memancar dibalik kesabaran “yang keras”. Allah berfirman, “…sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Kesabaran yang tanpa batas, niscaya bakal memperoleh kesuksesan tanpa batas pula Wallahu a’lam bish showaab. 

Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar