Kamis, 15 November 2012

IKHLAS

Kalau Anda lakukan survey, apakah setiap manusia mencita-citakan kebahagiaan? Mereka pasti berkata, kebahagiaan merupakan tujuan kami semua. Kecuali kalau Anda bertanya pada orang yang putus-asa, mereka telah mengalami kondisi pupus harapan meraih kebahagiaan, dan mereka pasrah dan tunduk di bawah hegemoni realitas yang buruk. Walau derita itu sendiri hanya sebagai respons negatif yang mengakar dalam jiwanya.
 
Intinya, kebahagiaan menjadi aspirasi dan harapan besar seluruh manusia, bahkan seluruh makhluk. Lantas bagaimana orang bisa meraih kebahagiaan? Kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang dan kedudukan jabatan, akan tetapi kebahagiaan diperoleh dengan spirit ikhlas dan kerendahan hati.
 
Kian menghunjam keikhlasan di hati, insya Allah semakin meluap kebahagiaan memenuhi ruang batin Anda. Kalau hati Anda kosong dari ikhlas, maka seluruh amal tidak mampu mendongkrak kebahagiaan bagi Anda. Ikhlas itu perkara dalam hati, dan hati sendiri adalah tempat berseminya kebahagiaan.
 
Mengapa ikhlas menjadi salah satu kunci pembuka kebahagiaan dalam batin Anda? Dengan ikhlas, Anda akan tersambung dan terpaut dengan Allah SWT. Dan manusia hanya bisa menyerap kebahagiaan tatkala sudah dekat dengan sumber kebahagiaan itu sendiri. Di tataran praktik, ikhlas bukanlah sebuah ahwal yang mudah digapai oleh kita.

Demi tertancapnya ikhlas dalam hati, seketika itu pula dia menyandang gelar sebagai kakasih Allah. Adakah kekasih Allah yang tersentuh penderitaan? Bukankah derita itu muncul dari orang yang kecewa atas harapannya yang tak  terpenuhi. Adapun orang ikhlas tidak memiliki harapan apa-apa kecuali agar selalu tersambung jiwanya dengan Allah SWT.

Ikhlas sendiri tidak bisa diukur oleh diri kita dan orang lain, hanya Allah yang bisa menakar dan mengukur kualitas keikhlasan seseorang. Kalau ada orang merasa ikhlas, sejatinya dia tidak ikhlas. Bukankah ada orang yang berkata, “Saya ikhlas memberikan untuknya.”

Perkataan itu baik, tetapi sejatinya tidak menampilkan esensi ikhlas itu sendiri. Apalagi, tiba-tiba ikhlas diajarkan oleh motivator yang secara terang-terangan membuka tariff dari pelatihan. Bagaimana orang bisa menyerap energi ikhlas dari orang yang belum ikhlas?  Ikhlas diperoleh melalui transfer ahwal dari orang yang ikhlas. Itulah fungsinya kita selalu menautkan relasi dengan sosok arif billah, mursyid, atau Begawan ruhani yang telah menggapai mukhlas (merasa tidak melakukan apa-apa kecuali kehendak Allah).

Orang yang ikhlas belum tentu mukhlas, tetapi orang yang mukhlas sudah tentu ikhlas. Sosok yang mukhlas telah menyadari bahwa tidak ada yang ada kecuali Allah, sehingga tidak ada yang berbuat kecuali perbuatan Allah. Kesadaran ini memupus keakuan yang bertumbuh pada diri manusia, sembari tidak akan mengklaim bahwa amal yang dilakukan karena kuasa diri sendiri, akan tetapi karena kuasa dari Allah SWT.

Semoga Allah menumbuhkan keikhlasan dalam hati kita, sehingga kebahagiaan pun tumbuh kembang dalam hati, dan bahkan bisa mentransfer kebahagiaan di hati orang lain.
Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar