Minggu, 26 April 2009

MENJARING BARAKAH SPIRITUAL (3)



Seketika mendengarkan ceramah al-Habib Umar al-hafidz, saya menemukan suara kebenaran yang begitu yakin dan amat mantap menggelagar dalam multaqo. Talk ada keraguan sedikit pun yang mengalir dari ucapannya. Seluruh perkataan beliau menghentak kesadaran baru bagi peserta, terlebih soal kesadaran spiritual. Kata yang keluar dari hati yang suci dan penuh ikhlas, kendati amat sederhana insya Allah akan menghadirkan dampak yang luar biasa bagi orang yang mendengarkan. Kita tentu ingin mengerti secara utuh ceramah beliau. Inilah sari ceramah yang telah diterjemahkan oleh Habib Sholeh al-Jufri. Disertai pula dengan petikan usulan yang diajukan oleh beberapa ulama dan jawaban yang dikemukakan Hb. Umar al-Hafidz terkait usulan tersebut:

Ada sebuah riwayat yang menuturkan bahwa pada saat dzawal matahari, adalah terbukanya langit sehingga terkabulkan semua doa. Sungguh segala puji bagi Allah yang telah menyatu dengan orang-orang yang membawa amanah, amanah yang ditinggalkan oleh Nabi Saw. Amanahnya yang ditinggalkan oleh Nabi Saw sebagai cermin dari amanahnya untuk disebarkan dan diterangkan pada masyarakat, dan siapa yang menjalankan amanah ini niscaya akan didatangkan kejayaan dan kebahagiaa dunia akhirat. Nabi diutus oleh Dzat yang menciptakan lahir dan batin, jasad dan ruh, dan alam semesta. Karena itu manhaj yang datang dari pencipta langit dan bumi akan bisa menyelesaikan semua problem kehidupan secara sempurna. Karena itu, usaha manusia dari zaman ke zaman untuk memperbaiki keadaan sebagai bentuk produk yang tak berkaitan dengan wahyu menjadi terbatas, lemah dan akan terus berganti, tidak stabil dalam segala dimensi, baik dalam persoalan ekonomi, social, budaya, dan lain-lain. Karena manusia tempatnya salah, kurang, juga terbatas, makanya pengalaman dan percobaan mereka menjadi amat terbatas.

Akal seperti mata manusia, meski padangan manusia tajam, namun tidak mampu memandang kecuali dengan cahaya. Karena kegelapan maka kita tidak akan mampu melihat. Demikian juga mata hati manusia memerlukan cahaya Ilahi. Jika matahari telah terbit, maka kegelapan pun bakal hilang di berbagai penjuru. Pun, bila cahaya Ilahi telah datang, maka akan hilang semua kegelapan. Dan cahaya itu lebih terang ketimbang cahaya matahari.

Disebutkan dalam hadist, ada dua golongan manusia, apabila baik, maka baik seluruh manusia, yaitu ulama’ dan umara’. Jika ulama dan umara’ rusak, maka rusak pula semua keadaan. Agar hidup seimbang, maka dibutuhkan manhaj Ilahi. Agama yang tidak ada paksaan. Hubungan antar manusia diatur oleh Islam yang memberikan toleransi yang bagus bagi orang yang tak beriman. Apa yang disampaikan oleh pak kyai tadi (KH. Sholeh Qosim), sebagai gambaran singkat keadaaan masyarakat saat ini. Kemerosotan umat saat ini kita pikirkan bersama untuk dicarikan jalan keluar. Kita memiliki umur pendek, namun bila kita kita memanfaatkan dengan baik, orang-orang yang memiliki umur panjang, umat yang terdahulu, bisa kita kalahkan derajatnya di akhirat nanti. Namun sebaliknya, siapa yang menyia-nyiakan umurnya, niscaya akan menyesal selama-lamanya. Para malaikat heran bila menyaksikan ada umat Nabi Muhammad Saw masuk neraka, padahal kesempatan untuk masuk surga begitu luas. Dengan amal-amal yang dilipatgandakan 80%, umat Nabi Muhammad Saw menjadi ahli surga. 2/3 ahli surga adalah umat Nabi Muhammad Saw. Adapun dari umat yang lain hanya 1/3.

Dari 2/3 ahli surga itu ada orang-orang besar dari kalangan sahabat, tabi’in, dan ulama’. Setiap umat mesti ada orang-orang yang khusus. Hidupnya Rasulullah Saw selalu dihiasi oleh tangisan setiap malam. Tangisan lantaran memikirkan keadaan kita semua yang akan hidup setelah beliau Saw. Kumpulan kita adalah barakah dari beliau. Semua kebaikan yang diperoleh umat sebagai barakah dari doa-doa Nabi Saw.

Dikatakan pada Nabi Saw, diperlihatkan kepadaku rombongan umat yang banyak, saya kira itu umatku, namun ternyata mereka adalah umatnya Nabi Musa AS. Akhirnya diperlihatkan padaku umat yang memenuhi barat dan timur, dan dikatakan “itulah umatmu”, dan dikatakan 70 ribu dari mereka masuk surga tanpa hisab. Dan dari setiap 70 ribu membawa orang untuk masuk surga tanpa hisab. Beliau bersabda, “Celakalah orang yang tidak melihat aku di hari kiamat”, orang yang tidak melihat Nabi Saw, yang apabila namanya disebut tidak bershalawat kepadanya sebagai tanda tidak adanya cinta pada Nabi Saw. Di saat khalifah Abu Bakar ra, maka banyak musuh yang dihadapi antara lain dari Romawi, Persia dan lain-lain. Tetapi, Abu Bakar ra tetap memerangi orang yang tidak mau membayar zakat. Beliau ditegur oleh sahabat lantaran kurangnya pasukan dalam memerangi orang yang tak mau membayar zakat. Beliau ra pun berkata aku tidak akan rela agama ini kurang, sedangkan aku masih hidup. Beliau meneruskan, “Aku sangat rindu dengan kekasihku, Nabi Saw.”

Seorang alim yang tidak dilekati rasa rindu pada Nabi Muhammad Saw bukan orang alim. Ilmu itu tidak terkait dengan orang yang banyak riwayat dan pandai berbicara, akan tetapi ilmu berkait dengan cahaya Ilahi yang masuk ke dalam hati.

Ada sebuah riwayat, “setan sudah putus asa untuk mengganggu orang berbuat syirik dan meninggalkan shalat di dunia Arab. Tetapi kalau setan mau menggoda adalah dengan cara memecah belah antara umat Islam”. Apa yang menjadikan kita pecah?

Diharapkan di kalangan ulama tidak terjadi perpecahan. Bila orang awam dari kalangan muslim tidak boleh pecah, apalagi kalangan ulamanya. Karena mencaci dan menghina orang islam adalah kefasikan dan memerangi mereka adalah kufur. Perpecahan ini lantaran tidak adanya kesucian dalam hati, mementingkan dunia. Siapa yang mementingkan Allah tidak akan berselisih. Siapa yang mendapatkan Allah, akan mendapatkan segalanya. Dan siapa yang tidak mendapatkan Allah, akan kehilangan segalanya.

Pertemuan ini diselenggarakan oleh Majlis Muwasholah dalam rangka menjalin kerjasama dan persatuan antar ulama agar kita bisa menghidupkan tahqiq ilmu, kesucian hati dan dakwah di pesantren-pesantren kita, juga murid-murid kita. Pemerintah memerlukan orang yang menasihatinya. Demikian pula petani, pedagang, pengusaha, insinyur, dari kalangan laki-laki dan perempuan, dan berbagai profesi yang lain memerlukan orang yang mengingatkannya dan mendakwahinya.

Islam di Indonesia yang berada di bawah naungan ahlus sunnah wal jamaah mengagungkan sahabat-sahabat Nabi Saw, keluarga Nabi, juga mengagungkan syariat dan muslimin semuanya. Dewasa ini banyak golongan yang mencaci maki sahabat-sahabat, juga merendahkan keluarga Nabi Saw. Kalau kita semua yang menjadi mayoritas dan ulama yang banyak, akan tetapi bila kita tidak berjuang membawa amanah ini maka kita akan selalu mengalami penurunan (krisis). Kita tidak perlu membalas caci maki kepada orang yang memaki kita, tapi kita nasihati dengan hujah-hujah yang kuat, tanpa menggunakan kekerasan. Agar terjalin hubungan yang baik dan tidak terjadi fitnah yang lebih besar, maka kewajiban ulama merubah orang yang gelap menjadi terang, karena manhaj Nabi Saw adalah manhaj kasih sayang. Orang yang rusak jadi baik, orang yang memusuhi menjadi kawan sejati. Diantara ulama harus saling menghormati, meski kita berbeda pendapat. Jangan memberi kesempatan iblis memecah belah diantara kita.

Kami ingin mendengarkan pendapat para ulama yang bisa diamalkan langsung dan memiliki nilai manfaat bagi umat secara nyata. Di Jawa Timur sini, tempat pusat ulama, mudah-mudahan pertemuan kita akan bermanfaat bagi umat. Saya ingin mendengar pendapat-pendapat ulama yang mau menyumbangkan pikiran-pikirannya.


Masukan KH. Mas Yusuf bin Muhajir (Sidosermo, Surabaya)

Materinya sama dan kurikulum, dan kalau tidak sama produk sama. Mengapa hasilnya berbeda?

Al-Habib Umar bin Hafidz:
Meningkatkan mustawa pelajaran ada dua maksud, yaitu apa yang dijalankan salaf saleh digabungkan dua hal, kesucian jiwa dan akhlak, dan digabungkan dengan tanggung jawab untuk menyampaikan ilmu. Makanya manhaj kita mengandung tiga hal maksud tujuan,
1. Tahqiqul ilmu yang diambil dengan sanad yang benar
2. Kesucian jiwa dan akhlak karimah yang hidup dalam pribadi santri
3. Perasaan tanggung jawab untuk berdakwah, dan menyampaikan amanah agama ke umat.

Lewat cara yang dikembangkan oleh ulama dulu, ilmu dipelajari dengan betul dan sungguh-sungguh. Murid membaca kitabnya 25 kali sebelum masuk kelas, dan setelah masuk kelas diulangi lagi 25 kali, walhasil mereka benar-benar menguasai. Setelah itu, mereka juga dididik akhlak dan kesucian jiwa dengan adab pada guru, tawadhu’, menghargai dan menghormati para pengajar. Saya berikan kurikulum di lembaga pendidikan saya, coba diteliti mana yang bisa diterapkan disini. Jadi kita gabungkan antara pemahaman fiqih syariat dengan paham juga fiqih batin, yaitu rasa takut pada Allah. Kita perlu seorang yang tamkin dalam ilmu dan tamkin dalam takut pada Allah.

Masukan KH. Ali Masyhuri (Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo)

Berkaitan dengan pendidikan kita, ada dua hal yang perlu ditekankan, yang pertama kelemahan dari sistematika dan metodologi dakwah, seperti orang nembak, akan tetapi sasarannya kabur. Lebih-lebih di dunia pesantren, kitab kuning amat disukai, tetapi aplikasi sangat kabur. Hendaknya dalam pertemuan ini tercipta format, agar sistematika dan metode dakwah bisa dibuat secara terstruktur.

Wakil dari Malang Raya

Yang ingin kami sampaikan pada forum ini, kita focus pada tujuan dari pada multaqo ulama, seperti yang kami tangkap dari Habib. Dalam konteks tugas ulama, bagaimana lewat forum ini kita bisa melakukan tazkiyatul manhaj, dan tazkiyatul harakah untuk membangun kemaslahatan umat. Kami berharap segera diagendakan, pembahasan tentang bagaimana bentuk tentang Majlis Muwasholah, sehingga program Tazkiyatun nafs, dakwah ilallah, dan tahqiqul ilm bisa berjalan secara terorganisir.

Yang diharapkan dari Multaqo, nilai natijah multaqo bisa meningkatkan kualitas SDM yang berada di forum (Majelis Muwasholah). Sehinga bisa menyampaikan apa yang yang menjadi harapan Majlis Muwasholah.





Gubernur NTB

Majlis Muwasholah menggunakan pendekatan silaturrahim. Ini menjadi suatu majlis yang semangatnya merekatkan silaturrahim, bukan struktur. Apalagi struktur itu bersifat baku. Di forum ini hadir dari beragam latar belakang, semoga kedatangan habib bisa menyatukan kami.

Saya diamanahkan sebagai Gubernur NTB, saya perlapang jalan untuk silaturrahim dengan para ulama’, ada forum yang menyatukan para masyayikh, semoga tidak ada pertentangan dalam membangun ukhuwah islamiyah. Ulama di Indonesia harus berperan untuk memberikan nasihat pada umara’.

Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz:

Betul, kelemahan dakwah harus segera dikejar dengan tertib membiasakan para santri dan para ulama terjun ke desa-desa, bekerjasama antara pesantren dan antara ulama. Kita lihat dalam hikam, Al-Habib Abdullah Haddad, jika pohon ukhuwah diairi dengan saling berziarah, maka membuahkan ta’awun dalam ketakwaan dan kebaikan. Demikian juga multaqo’ ulama ini salah satu bata dalam pembangunan ta’awun. Saya sudah sampaikan pemikiran Majlis Muwasholah di Negeri-negeri seperti India, Pakistan, Uganda, Negeria, dan lain-lain. Tahun kemarin kita ketemu di Bogor berjumpa ulama dari 7 negara, Australia, Philipina, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Dan saya akan sampaikan nanti ketika saya akan ke Australia dan ke Brunei, Muslimin seperti satu bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lain. Kita harus memberikan pandangan yang jelas dengan dasar islam yang merupakan manhaj Ilahi demi bisa memberikan gambaran yang jelas tentang hak asasi manusia, emansipasi wanita, dan lain-lain.

Syeikh Faishol, dari Syiria, Tinggal di Abudhabi

Sebenarnya sebagaimana yang disampaikan guru saya, Habib Umar, mudah-mudahan Allah panjangkan umur beliau, saya tidak datang kesini kecuali karena kerinduan dengan usaha ini untuk menyatukan para alim-ulama’ dalam naungan ahlus sunnah waljamaah. Ada tiga hal yang menjadikan kita berjauhan satu dengan yang lain, adalah
1. hawa nafsu yang diikuti 2.
2. pendapat yang dipaksakan untuk diikuti 3.
3. dan kebakhilan yang ditaati.
Para alim ulama harus saling bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan umat.

Syeikh Ahmad Syuwe, beliau dari Yordania, seorang Imam Masjid disana, sekarang tinggal di Tarim. Beliau hafal al-Qur’an

Aku tidak bicara kecuali karena mentaati guru saya. Sebenarnya saya datang untuk mendapatkan manfaat, salah satu manfaat majlis ini sebagaimana sabda Nabi, siapa-siapa yang memulai pekerjaan yang baik, akan mendapatkan pahala dan mendapat pahala orang yang mengikutinya sampai hari kiamat.

Kalau pemikiran Majlis Muwasholah bisa dikembangkan di seluruh dunia, maka pahalanya akan diberikan kepada seluruh ulama Indonesia yang bersama Habib Umar mencetuskan fikir ini. Hari ini umat memerlukan persatuan para ulama, karena mereka telah terluka dengan berbagai permasalahan. Sekarang ini umat bingung, bilang kepada ulama saya harus ikut siapa? Orang alim ini mengatakan ikut saya, jangan ikut dia, ini ada pemikiran begini, yang sana pemikiran yang lain. Maka kalau tidak ada kerjasama dan saling ta’awun antara ulama, umat akan selalu bingung.

Kata Habib Ali al-Jufri, nanti di hari kiamat orang akan heran setelah melihat catatan amal kebaikannya, kiriman dari amal-amal orang lain. Aku berpikir bagaimana majlis seperti ini bisa saya buat di Yordania. Dua daerah, satu daerah kecil yang masuk dalam daerah yang besar, yaitu daerah yang bisa kita jalankan. Kedua, daerah yang kita kehendaki yaitu daerah yang mungkin seperti rahim seorang ibu yang akan berkembang sedikit demi sedikit.

Kita jangan putus asa dan jangan terpengaruh dengan godaan setan yang akan menjadikan kita memandang masalah-masalah yang membuat kita malas untuk menyelesaikannya.

Demikianlah sari ceramah yang dituturkan dalam multaqo, tentu tidak sebatas dari al-habib Umar al-Hafidz. Semoga menggeliatkan hati untuk berubah menjadi lebih baik. (insya Allah bersambung)

Khalili Anwar, Penutur dari jalan spiritual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar