Senin, 27 April 2009

MENJARING BARAKAH SPIRITUAL (4-Habis)

Menu perut benar-benar terpenuhi dalam acara multaqo ini. Timbul persepsi dalam batin saya, ketika orang berkhidmat di jalan agama yang suci, insya Allah kebahagiaan dunianya akan tergenapi. Teman-teman benar-benar mendapatkan barakah berganda di dalam acara ini, selain berakah spiritual, juga memeroleh bakarah jasmani. Makanan begitu melimpah dengan aneka menu yang dihidangkan dalam acara tersebut. Tapi, saya menyadari makanan hanya dinikmati sesaat saja, setelah masuk ke perut kelezatan makanan tidak lagi terasa. Yang kekal menjadi energi yang melezatkan ruhani, adalah ketika bisa mermuwajahah dengan ulama’ yang memiliki ketulusan dalam memperjuangkan agama Allah SWT. 

Ya setelah kami menyimak muhadharah dari Habib Umar al-Hafidz yang diikuti dengan pandangan para ulama’, berikutnya peserta siap-siap untuk melaksanakan shalat maghrib bersama. Seluruh peserta hadir dalam sebuah ruangan yang disulap sebagai tempat sholat. Setibanya di ruangan tersebut, ternyata shalat jemaah maghrib sudah dimulai yang diimami langsung oleh al-Habib Umar al-Hafidz. Dari situ saya mendapatkan pengetahuan yang detail bagaimana bacaan Qur’an guru yang mulia ini, dan juga cara shalat yang dicontohkan oleh beliau. Memang dari meniru itulah, insya Allah kebaikan pun ikut menular pada diri sendiri. 

Seusai shalat maghrib, dihelat dzikir bersama yang dipandu oleh Syeikh Syuwe dari Yordan, seorang Hafidz. Terasa kesejukan dan kedamaian merambat ke dalam hati ini dengan bacaan-bacaan dzikir yang dipanjatkan oleh beliau. Indah, merdu, dan membekaskan kesan yang positif dalam hati. 

Kemudian dilanjutkan dengan halaqah yang dipandu oleh al-Habib Umar al-Hafidz. Meski pun saya tidak mengerti secara utuh rentetan kata yang dikemukakan oleh beliau, saya mencoba memahami dengan bahasa jiwa, semuanya memberikan efek yang positif bagi yang mendengarkan. Beliau menegaskan tentang Ihya’ Ulumuddin yang ditempatkan pada papan teratas dari kitab-kitab berpengaruh dari para waliyaullah. Bahkan beliau menyebutkan bahwa Ihya’ Ulumuddin sebagai kitab rujukan termasyhur setelah al-Qur’an. Seluruh kitab-kitab para wali terserap dalam mutiara ihya’ Ulumuddin. Beliau juga menegaskan seputar perdebata antara Nabi Musa AS dengan Imam al-Ghazali. Dalam hujahnya, Imam al-Ghazali mengagungkan Rasulullah SAW. Ungkapan tersebut sejatinya ingin memastikan bahwa seluruh wali adalah pencinta Rasulullah Muhammad Saw. 

Format halaqah ini terasa perlu untuk dipraktikkan di pesantren-pesantren atau di majelis-majelis Taklim. Dari halaqah inilah kedekatan seorang guru dan murid benar-benar terasa. Halaqah tersebut diformat berlingkar (circle), dan sang guru dikerumuni oleh murid-murid yang menengadahkan hatinya untuk menggapai barakahnya. 

Pemandangan yang Mengejutkan 
Saat perjalanan menuju tempat sholat yang agak jauh tempat penginapan, ada suatu kejutan yang mengembirakan saya. Saya berjalan tepat di belakang KH. Sholeh Qosim, seorang kyai sepuh dari Sepanjang. Kendati sudah begitu sepuh, dan jalan yang diwarnai rerintik hujan, beliau terlihat begitu bersemangat untuk ke tempat shalat berjamaah tersebut. Dengan menenteng buku karya Habib Umar al-Hafidz, beliau terus berkejaran dengan kyai-kyai lain yang terlihat masih segar-bugar. Saya dari belakang hendak membantunya, tetapi ternyata cara jalan beliau lebih kencang ketimbang saya. 

Sungguh, walau pun beliau sudah sepuh, tetapi semangat dakwahnya masih begitu mambara. Bagaimana dengan yang muda? Apakah yang muda begitu lambek dalam mengarungi perjalanan dakwah. Ya, kita masih cenderung semangat dalam hal-hal yang berkait dengan duniawi, namun ketika diajak berdakwah, seolah tenaga tak ada untuk disumbangkan. Mungkinlah kita bisa mengukur dan manakar seberapa banyak waktu kita hanya sebatas memenuhi kebutuhan diri sendiri yang terilhami hawa nafsu atau memenuhi ajakan nurani untuk menebarkan agama Allah SWT. 

Saya banyak belajar pada semangat yang terpancar dari KH. Sholeh Qosim, itulah yang mungkin bisa disebut sebagai semangat spiritual. Terkait dengan semangat spiritual, semoga Allah mengizinkan saya untuk membahas di kesempatan yang lain. 

Keesokan harinya kami menghadiri ceramah putaran kedua yang bakal disampaikan oleh Hb. Umar al-Hafidz, saat ini penerjemahnya adalah Hb Jindan bin Novel bin Jindan. Keluhuran budi terlihat jelas pada penampilan Hb Jindan bin Novel bin Jindan. Beliau salah satu murid angkatan pertama dari Hb Umar al-Hafidz. Beliau satu angkatan dengan Hb Mundzir Musawa. Sungguh saya banyak belajar dari keindahan dan keelokan akhlak dari beliau. Tutur katanya begitu lembut, halus dan memberikan pesona yang menghujamkan kesan dalam hati. Inilah sari ceramah putaran kedua Hb Umar al-Hafidz dilanjutkan oleh Syekh Muhammad Abdullah dari Sydny, yang diterjemah oleh Hb. Jindan bin Novel bin Jindan. 

Media punya peran besar didalam menimbulkan kerancuan dalam pola fikir umat islam

Pada hakekatnya bahwa dunia ini sangat membutuhkan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh Allah pencipta alam semeta.

Krisis global yang kita dengar membuat manusia sadar untuk kembali kepada kurikulum dari Allah. Sehingga beberapa pendeta kristen menyatakan bahwa saat ini kita perlu mengkaji beberapa ayat dari al-Quran sebagai solusi bagi problem dunia.
Sungguh benar firman Allah yang menyatakan bahwa Allah telah menghancurkan riba. Dan itulah yang terjadi saat ini.

Sekarang dunia barat mulai ingin mencari solusi bagi dunia ini dengan mencarinya dari kurikulum islam.

Pertemuan Ulama’
Pertemuan ulama secara rutin sangat baik sekali, tetapi yang diharapkan adalah kesinambungan walau hanya 2 kali dalam setahun.

Memang ada pertemuan para ahli ilmu, namun tetap diperlukan kerjasama antara para ulama.


Alhamdulillah
Allah telah memperlihatkan kepada kita beragam hal di dunia ini yang membuktikan bahwa kebaikan dan karunia Allah senantiasa ada pada ummat ini.

Apa yang dituturkan semua ditujukan agar kita dapat meraih keridhoan Allah

Walaupun Majlis Muwasholah sudah berjalan selama tiga tahun di indonesia, namun kami masih dalam tahap memperkenalkan (sosialisasi) kepada ulama tentang majlis ini

Semua berjalan bertahap sebagaimana sunnatullah dan hikmatullah, sebagaimana proses penciptaan manusia 40 hari nutfah, 40 hari mudghoh dst..


Nama majlis.
Tak perlu menambah nama yang baru atau julukan yang baru, karena majlis ini berfungsi sebagaimana namanya untuk menjalin hubungan antara ulama.

Keberadaan majlis untuk mengumpulkan semangat para ulama yang memiliki keikhlasan dan kesungguhan serta keinginan untuk menjalankan amanat yang dipikulkan Allah untuk menyelamatkan ummat.

Masalah pengesahan notaris dan sebagainya, maka majlis ini samawi.
pengesahan yang kita harapkan adalah terbentuknya sebuah amalan yang diterima Allah.

Namun kita pun tetap menjalankan sebab musabab yang diperlukan tanpa bertumpu kepada sebab musabab tersebut, akan tetapi hanya bertumpu kepada Allah.

Pada hakekatnya bahwa syariat yang dibawa oleh para nabi-nabi tidak bertumpu kepada pengesahan dari badan manapun, walau demikian mereka tetap menjalin hubungan dan kesepakatan dengan pihak-pihak terkait.

Rasulullah bersabda: “Aku adalah Rasulullah walaupun kalian mendustakan Aku.”
Itulah yang diucapkan oleh beliau ketika menjalin kesepakatan dengan orang orang yang menolak mengakui kenabian beliau.

Visi dan misi majlis yang tertulis mungkin tampaknya terlalu global

Yang kita tuju terlebih dahulu adalah para pengikut asy’ariyah dan maturidiyah serta mazahib arba’ah. Walau demikian kita tetap menjalin hubungan yang sehat dengan kelompok lain.

VISI yang lain adalah meningkatkan kualitas pendidikan di madaris muslimin dengan maqosid yang tiga; ilmu, tazkiyah, dan da’wah.

Kurikulum yang kami punya akan kami bagikan kepada para hadirin sebagai bahan perbandingan untuk dapat diterapkan apa yang dianggap baik.

Bagaimana kita bersuci jiwa?
Tidak terwujud melainkan dengan menjalin hubungan yang kuat dengan syekh yang bersambung dengan Rasulullah.

Apabila seorang murid memiliki kesungguhan untuk mencari Allah, niscaya ia akan menemukan para masyayikh tazkiyah siap menanti di muka pintu mereka.


Syekh ada tiga:
1. Syekh ta’lim, yang mengajarkan ilmu dhohir
2. Syekh tahdzib, yang mensucikan hati
3. Syekh fath, yang menyingkap hijab antara murid dengan Allah.

Barang siapa yang tidak mendampingi syekh ‘arif billah di zamannya , maka hidupnya berlalu dalam keadaan bangkrut.

Barang siapa yang mengetahui segala bidang ilmu, namun tidak mencicipi ilmu yang “ini”, maka dikhawatirkan tercabutnya padanya iman saat wafat.

Setetes dari ilmu yang “ini” akan memenuhi seluruh rongga hati dengan ilmu yang agung.

Abu Hanifah berkata: “kalau bukan karena 2 tahun yang aku lalui bersama Imam Ja’far Shodiq, maka aku akan binasa.”

Ta’ruf, ta’aluf dan ta’awun untuk mengangkat kualitas pembelajaran diantara kita dalam mewujudkan maqosid yang tiga. ilmu, tazkiyah dan da’wah.

INI tujuan kita dalam majlis
Menjalin hubungan dengan para mukhlisin ahli sunnah di seluruh penjuru dunia yang kami mulai bersama indonesia terlebih dahulu. Saling berkunjung antara ulama dan menjalin hubungan dengan organisasi-organisasi yang ada.

Kita jalin hubungan tanpa mengganggu kegiatan organisasi tersebut.
kami pun mempunyai hubungan yang amat erat dengan Sayyid Muhammad Bin Alwi Almaliky. Mulai semenjak kakeknya As Sayyid Abbas yang merupakan guru dari Habib salim Bin Hafidz. Dan Sayyid Alwi pun belajar kepada Habib Salim Bin Hafidz, dan Ayah Saya Habib Muhammad Bin Salim murid dari Sayid Alwi sebagaimana Sayid Muhamad pun berguru kepada ayah saya, dan sayapun demikian terhadap Sayid Muhammad.

Kami membuka peluang bagi yang ingin menjalin hubungan dengan membuka 3 rombongan dalam setahun

Majlis ini pun harus diatur masalah keuangannya. masing-masing berusaha sebatas kemampuannya agar dapat mengoperasikan majlis ini.

Dahulu ada badan badan yang menanggung segala keperluan para penuntut ilmu dan pendakwah atau imam masjid. Namun sejak lama sudah tidak ada lagi.

Tapi dengan segala keterbatasan yang kita miliki, kita tetap berharap dapat mewujudkan apa yang kita rencanakan.
Orang sekarang banyak yang mudah untuk menerima ajakan kepada kebaikan apabila dihantarkan oleh hati-hati yang tulus.

Dzikirullah
Khusyu’ dan kehadiran hati dalam dzikir adalah sebab untuk menggapai rahasia dan nur dari dzikir tersebut.

Terkadang seseorang hadir majlis dzikir sedang ia mengobrol atau tangannya usil dengan sesuatu seperti janggut atau kerikil yang ada dihadapannya. Hatinya tidak berada di majlis.

Ruh adab ini harus kembali kedalam majlis majlis yang kita bina, baik itu majlis dzikir ataupun maulid dll.

Media Dakwah
Media perlu kita manfaatkan untuk memajukan ummat. baik itu buletin majalah, radio, televisi dll.

Saya berharap dapat disiapkan biodata para ulama yang berkenan untuk bergabung dalam majlis muwasholah agar dapat ditindak lanjuti hubungan ini.

Politik
Bila majlis ini berubah menjadi pengikut politik maka kita berkeras untuk menolak hal tersebut.

Bila partai dianggap sebagai perantara untuk lebih luas dalam memberi manfaat kepada ummat, maka jangan sampai menyebabkan perpecahan, saling mencaci dan menghujat.

Kita tidak menutup pintu untuk memberi nasihat kepada siapapun, dan kita juga tidak dapat patuh kepada aturan-aturan yang jelas-jelas bertentangan dengan ijma’


Syekh MUHAMMAD ABDULLAH, dari Sidney Australia

Semangat dan pemikiran Rasulullah memberi hidayat kepada ummat agar mereka dapat meraih keselamatan di dunia dan akhirat.
mengajak mereka kepada kesejahteraan batin, kesejahteraan yang hakiki.

Para ulama adalah teladan bagi ummat. ummat akan meneladani apapun yang datang dari ulama. Kemana para ulama mengarah kesitulah manusia akan menuju.

Maka ketika para ulama saling menghujat satu sama lain, tidak menjalankan adab nabawi, maka berarti telah berkurang cahaya iman dari dalam lubuk hatinya.

Saya dapati di Australia tempat tinggal saya, dahulu orang kurang suka untuk diajak bicara dengan topik agama. Namun setelah krisis ekonomi yang melanda dunia orang mulai bangkit kesadarannya untuk mencari tahu tentang agama Islam ini. Kini setiap kali mereka mendapati muslim dengan syiar dan sikap islami mereka, pasti masyarakat Australia akan menanyakan prihal agama islam kepadanya.

Anak saya di australia dengan sikap dan akhlak islaminya mampu membuat tetangganya yang non muslim tertarik, hingga ia mengatakan: “saya berharap semua tetangga saya muslim seperti engkau, karena saya dapati darimu sikap bertetangga yang sangat baik.”

Ulama jangan saling menghujat, sikapi perbedaan sebagaimana para pendahulu mereka saling hormat kepada orang yang berbeda pendapat. Lihat bagaimana para imam imam mazhab saling hormat dan menghargai terhadap pendapat orang lain.

Lebih baik kita curahkan pemikiran kita bagaimana caranya untuk membawa hidayat terhadap masyarakat dunia. Di jepang dan negara negara lain nya amat memerlukan da’wah islam untuk masuk ke negeri mereka.

Kesadaran akan islam pada pemikiran masyarakat Australia adalah karena keberadaan orang orang yang giat dalam menyebarkan da’wah diberbagai pelosok australia dengan pemikiran dan semangat nabawi. berkat mereka bangkit kesadaran ummat disana. Itupun setelah proses yang bertahap.
Mesjid yang dahulu ditelantarkan disana mulai makmur sedikit demi sedikit, datang orang orang untuk mencari tazkiyah jiwa mereka. Ini baru berjalan dalam 6 bulan terakhir.

Kalian di indonesia sungguh beruntung, keberdaan majlis muwasolah ini harus dapat kita manfaatkan dengan baik, curahkan segala upaya dan pemikiran kita untuk majlis ini.

Jangan kita menyimpang sedikitpun dari apa yang telah digariskan oleh Rasul, sedikit saja kita menyimpang maka akan terbawa ke tempat yang lain.

apabila ada kesalahan kita mohon ampun kepada allah.

Demikianlah kesan yang tertoreh dalam hati soal perilaku dari model-model hidup zaman. Semoga kita semua meresepi keberkatan dari Hb. Umar al-Hafidz, dan dari para ulama yang hadir dalam multaqo.


Khalili Anwar, Penutur dari jalan Cahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar