Senin, 16 Agustus 2010

MELUASKAN KESABARAN

Kesabaran membentuk batin menjadi lebih kuat, tangguh, dan perkasa. Bagi yang kesabarannya terbatas, berarti dia telah membatasi rahmat Allah. Jika Anda hendak menggapai rahmat Allah yang tak terbatas, maka hadapilah dengan kesabaran akan setiap ketentuan Allah yang mengalir di sungai kehidupan Anda tanpa batas. Karena ternyata kejayaan itu diperoleh dengan kesabaran prima.
Kita bisa berkaca pada orang sukses yang telah menggapai kedigdayaan di bidang duniawi dan spiritual, mereka telah menjadikan sabar sebagai menu harian bagi ruhaninya. Sabar memuat vitamin yang amat luar biasa bagi batin ini. Tetapi bagi orang yang belum bisa bersabar dengan kenyataan, sembari bersikap mengeluh, maka dia telah menyediakan diri sebagai korban dari setiap peristiwa dan kenyataan yang hadir.

Setiap orang mendambakan kebahagiaan, berarti mendamba rahmat dari Allah SWT. Rahmat adalah kekayaan yang tergenggam di tangan Allah, dan hanya diperoleh orang yang mendapati izin dari Allah SWT. Kendati demikian, orang bisa mencapai hidup dalam liputan rahmat, manakala dia memenuhi dadanya dengan spirit sabar. Itu artinya, sabar sebagai pasangan dari rahmat Allah. Kalau kita ingin dihampiri rahmat Allah, maka sediakan hati untuk bersabar akan segala kenyataan-kenyataan yang menyembul di dataran kehidupan kita. Bagaimana bisa bersabar?

Pertama, menyadari setiap kenyataan sebagai sebuah proses yang harus dijalani. Manusia tidak bisa merubah keadaan dan kenyataan yang ada di luar dirinya, sebagaimana orang tidak bisa merubah rotasi matahari. Saatnya matahari terbit, kita tak bisa memaksa agar tenggelam. Ketika matahari mencapai puncak tengah teriknya, kita tak bisa meminta agar dia terbit dari ufuk timur. Apalagi saat matahari tenggelam kita memaksa agar tetap bersinar.

Kenyataan dan peristiwa di hadapan kita tidak bisa dirubah, kita hanya bisa mengubah keadaan batin kita. Keadaan batin yang positif akan memberikan keluasan rahmat Allah, keadaan batin yang negatif cenderung menutup diri dari rahmat Allah SWT. Itu berarti derita dan bahagia sepadan dengan sikap batin kita akan realitas yang melompat ke ruang kehidupan kita.

Kedua, menyadari bahwa seluruh kenyataan berasal dari Allah yang Maha Kasih Sayang. Setiap perbuatan didasari sifat-sifat-Nya. Jika mindset dasar orang itu baik, maka seluruh perbuatannya memantulkan kebaikan. Sifat terpantul dalam perbuatannya. Dan perbuatan pantulan dari sifat-sifat yang melekat pada orang tersebut. Jika Allah itu Maha Kasih dan Sayang, berarti setiap perbuatan-Nya yang menyembul ke permukaan didasari rasa kasih sayang Allah. Andai ada kenyataan buruk yang dihadapi, yakini itu mengalir dari lautan kasih sayang Allah.

Allah kebaikan mutlak, maka setiap peristiwa yang bersumber dari Allah, pasti menyimpan kebaikan. Hanya saja ada kebaikan itu dirasakan secara spontanitas, ada kalanya kebaikan itu baru disadari setelah melewati waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Kehidupan itu tidak acak, seluruh kenyataan dan peristiwa yang mengada di hadapan kita terhimpun dalam desain dan rancangan dari Allah SWT. Keyakinan akan kebaikan Allah akan menjaga sikap batin kita terhadap luberan masalah yang hadir di hadapan kita.

Ketiga, realitas berpasangan. Dualitas kehidupan yang mewarnai perjalanan manusia sejatinya diciptakan sebagai pasangan yang saling melengkapi. Seperti halnya, laki-perempuan, kanan-kiri, sehat-sakit, untung-buntung. Dua realitas yang berbeda tersebut tidak saling bermusuhan, tetapi berpasangan. Karena berpasangan, maka keduanya saling membutuhkan. Demi menghadirkan kebaikan, kadang harus disembulkan keburukan. Demi terlaksananya pembangunan, harus diadakan penghancuran terlebih dahulu. Rumah yang dihancurkan oleh bulldozer, jangan dikira hanya dihancurkan, bahkan itu awal mula akan terciptanya sebuah pembangunan.

Bertaut dengan pemahaman tersebut, maka kita tidak akan mengalami kegundahan yang mendalam, manakala didera masalah buruk, dan tidak terlalu senang bila dihampiri oleh kebaikan. Semuanya mengalir dalam sungai kehidupan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Terpenting sikap kita yang harus dijaga dengan cara terbaik. Kita harus “kaya” alasan untuk bisa bersabar akan setiap masalah yang bertandang ke rumah kehidupan kita. Sehingga Allah akan mencurahkan kekayaan batin bagi kita. Insya Allah.

Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar