Senin, 19 Maret 2012

RE-KIMIAWI AA GYM DAN TEH NINIH MUTHMAINNAH



Mendadak hati ini terasa lega dan bahagia sesudah membaca kabar bahwa Aa Gym dan Teh Ninih Muthmainnah (teh Ninih) rujuk, terjalin kembali dalam hubungan suami-istri. Seperti apapun orang berujar tentang Aa Gym, beliau masih termasuk deretan inspirator yang menjejakkan ilmu di hati saya. Banyak pencerahan yang saya jaring dari ceramah yang disampaikan, berikut tindakan-tindakan konkret yang mewarnai perjalanan dakwahnya.
Dakwah Aa Gym bersinar salah satunya berkat dukungan full dari Teh Ninih yang dengan kelembutan plus ketegarannya menemani perjuangan dakwahnya Sebelum Aa Gym muncul—dengan mode dakwahnya yang menyejukkan—negeri ini seolah miskin keteladanan, dan seluruh rakyat mencari siapa kira-kira yang layak menjadi kiblat dan rujukan bagi umat.

Apalagi, tatkala itu banyak tokoh ulama yang berduyun-duyun masuk ke ranah politik praktis, sehingga kepercayaan publik terhadap ulama’ mengalami ujian yang luar biasa. Aa Gym berusaha merespons segenap kegamangan yang memadati relung publik Indonesia melalui dakwah yang menjurus pada perbaikan diri ketimbang sibuk memperbaiki dan mengonceki orang lain. Perbaikan diri itu terpantul dari semangat untuk memperbaiki hati yang kemudian dipopulerkan dengan sebutan Managemen Qolbu (MQ).

Keruntuhan pamor Aa Gym bermula dari keputusan poligami yang masih terkesan tabu di ranah masyarakat Indonesia yang aneh ini, yang disisi lain hubungan di luar nikah dari pacaran hingga perzinahan dianggap suatu yang biasa. Tak kurang intelektual muslim, bahkan ada sebagian tokoh agama mengkritisi keputusan poligami yang ditempuh Aa Gym disertai prasangka buruk, bahwa Aa Gym menikah oleh karena dorongan hawa nafsu.

Penulis berharap rujuknya Aa Gym dan Teh Ninih menjembatani bersinarnya kembali dakwah Aa Gym, sehingga bertambah banyak publik Indonesia yang bisa mengakses pencerahan. Akhir-akhir ini, kita lebih sering mengonsumsi berita negative ketimbang berita yang positif, sehingga publik kerap-kali terbentuk oleh berita-berita negative tersebut. Bagaimana kita bisa mendapati berita yang baik, kalau yang dijadikan news maker notabena orang yang tidak bisa disebut baik. Bukankah dari orang yang berkarakter buruk hanya bisa melahirkan berita-berita buruk dan dari orang-orang baik insya Allah kita bisa memeroleh berita-berita baik. Kecuali, media merekayasa dan menjungkir-balikkan fakta untuk kepentingan komersialisasi, sehingga orang baik diberitakan buruk, dan orang buruk diberitakan baik.

Makanya, kita harus membantu orang-orang baik agar terus bisa bersinar, sehingga banyak teladan-teladan baik yang bisa dijadikan cermin bagi generasi muda. Jangan biarkan orang yang telah menjadi teladan bagi generasi muda, kemudian diruntuhkan ‘iffahnya’ dengan berbagai rumor negative, sehingga generasi muda seakan tak mendapati cahaya yang bisa menunjukkan mereka menuju kesuksesan. Semakin banyak model of life yang dijiwai dengan spirit agama, insya Allah akan makin bertambah generasi yang menjadi orang baik.

Pemberitaan media memiliki kekuatan yang dahsyat untuk memproyeksi citra seorang meroket naik secara mendadak, dan meluncur runtuh secara tiba-tiba. Pemberitaan negative yang tidak berdasar ihwal seorang tokoh yang sejatinya baik, justru akan memupus ekspektasi publik untuk bisa berlaku baik. Bukankah orang tergerak melakukan kebaikan lantaran ada model kebaikan tersebut, tetapi tatkala orang yang dijadikan model hidup dibaluri citra negative, yang kemudian menimbulkan persepsi berbeda tentang tokoh tersebut, maka perlahan-lahan semangat melakukan kebaikan akan menurun. Bukankah kebaikan kolektif hanya bisa dicapai dengan kehadiran seorang tokoh yang bisa menggerakkan massa Indonesia secara kolektif. Dan Aa Gym saat itu memiliki peran yang menasional, dan bisa merangkul umat dengan berbagai aliran, dan bisa bisa merekatkan hubungan antara agama dalam bingkai keindonesiaan. Dia diterima oleh semua kalangan masyarakat, membuktikan ihwal keteduhan dan kesejukan Islam yang sejati.

Selamat atas rujuknya Aa Gym dan Teh Ninih. Semoga kembalinya cinta Aa Gym dan Teteh menjadi awal terbukanya kembali pintu bagi Aa Gym untuk berkiprah mendandani bangsa ini bersama tokoh-tokoh lainnya. Ayo Aa, bangkit kembali, tebarilah kembali bangsa ini dengan pencerahanmu. Kita merindukan Aa Gym yang dulu tidak pernah berhenti menebar inspirasi-inspirasi mencerahkan bagi generasi muda. Semoga Aa Gym kini tidak hanya memberikan pencerahan, juga berperan melahirkan generasi-generasi yang siap berbagi pencerahan bagi bangsa ini. Insya Allah. Amien.

Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar