Senin, 09 Maret 2009

BIBIT DAN BUAH SEMESTA

“Sesungguhnya perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya,”Jadilah!” Maka terjadi ia.” [Yaasin:82]

Ada sebagian ahli hakikat menegaskan, kun itu dirangkai oleh huruf kaf dan nun. Kaf singkat kata dari kamil yang berarti sempurna, dan nun singkat kata dari nur yang berarti cahaya. Kalau demikian berarti kun itu itu adalah cahaya sempurna. Cahaya yang dimaksud adalah cahaya kenabian, cahaya muhammaddiyah. Allah cukup dengan berfirman ‘kata sakti’ kun, maka terjadilah ia. Setiap kehendak Allah pasti terjadi, karena kekuasaanNya yang tak terbatas. Kun dalam Surat Yasin itu disebut fi’il amar, atau kata perintah. Setiap ada kata perintah, maka pasti ada yang diperintah. Menurut guru saya, tentu saja Allah tidak memerintahkan kekosongan. Kemudian apa yang diperintah oleh Allah? yang diperintah oleh Allah adalah cikal bakal mengejawantahnya alam semesta, itulah Nur Muhammaddiyah.

Apa hakikat dari nur muhammaddiyah? Nur muhammaddiyah adalah nur yang mengada sebelum Nabi Adam AS diciptakan. Itulah bibit terlahirnya semesta ini. Dan hanya karena bibit itulah, Allah menciptakan jagat kehidupan di alam dunia ini. Dialah seutama-utamanya kasih sayang Allah SWT. Ia berada saat Nabi Adam AS masih sebagai lempung, ia berada di sulbi Nabi Nuh AS yang bisa selamat diantara banjir bandang yang ekstrim, ia berada di sulbi Nabi Ibrahim saat beliau dalam kepungan Api Namrud, berubah menjadikan api sejuk. Sayyidina Abdullah bin Abbas ra meriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabda: Sesungguhnya ada seorang Quraisy yang saat itu masih berwujud nur di hadapan Allah 2000 tahun sebelum penciptaan Nabi Adam as. Nur itu selalu bertasbih kepada Allah. Dan bersamaan dengan tasbihnya itu bertasbih pula para malaikat mengikutinya. Ketika Allah akan menciptakan Adam, nur itu pun diletakkan pada tanah liat asal kejadian Adam. Lalu Allah menurunkan nur itu ke muka bumi melalui punggung Nabi Adam. Dan Allah membawaku ke dalam kapal dalam tulang sulbi Nabi Nuh AS, dan menjadikan aku dalam tulang sulbi Nabi Ibrahim Al-Khalil, ketika ia dilemparkan ke dalam api. Tak henti-hentinya Allah memindahkan aku dari rangkaian tulang sulbi yang suci, kepada rahim yang suci dan megah. Hingga akhirnya Allah melahirkan aku melalui kedua orangtuaku yang sama sekali tidak pernah berbuat serong. (dikutip dari kumpulan Diba’ Maulid Nabi SAW).

Ketika Nur Muhammaddiyah bertemu dengan jasad Nabi Muhammad Saw, maka di saat itulah kita menemukan muara seluruh ajaran kenabian, buah dari seluruh ajaran yang telah diperjuangkan para Nabi. Rasulullah SAW telah memberikan buah agama pada kita berupa tuntunan akhlak yang agung dan anggun. Itulah rahasia dari sabda Rasulullah Muhammad Saw, “Saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Bukankah akhlak adalah puncak pencapaian dari agama? Seumpama pohon, akhlak adalah buahnya. Sementara aqidah adalah akar, dan syariat adalah pohon atau batang. Sungguh aneh ketika masih ada orang yang bertengkar soal aqidah dan syariat hingga melupakan esensi dari akhlak. Betapa banyak persaudaraan terpecah karena hanya perbedaan cara pandang. Harusnya kita mengedepankan akhlak dalam setiap perbedaan dan aktivitas yang kita lakukan. Ingatlah, pohon bukan tujuan, tetapi akhlaklah tujuannya.

Andaikan teknologi, maka Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah Islam yang paling canggih dan relevan dengan keadaan zaman. Sungguh aneh, kalau ada yang masih terbonsai oleh teknologi masa lalu yang sudah usang. Seperti orang yang menggunakan mesin ketik manual saat sudah tersedia komputer yang amat canggih. Sungguh untuk mencapai maqam yang terpuji di hadapan Allah di akhir zaman ini, tidak sesulit di saat-saat sebelum kenabian Muhammad SAW. Usia umat Nabi Muhammad Saw pendek, tetapi satu kali amal bisa dilipat 10 kali, hingga 700 kali lipat, bahkan sampai dangan hitungan yang tak terbatas. Bukankah orang yang bersabar dan berbuat ihsan bakal mendapatkan pahala tanpa batas? “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” [Az-Zumar: 10]. Itulah beragam kemudahan yang dianugerahkan pada umat Nabi Muhammad. Kemudahan itu diberikan karena Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah buah dari seluruh kesadaran, dan Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw pun adalah buah dari agama Islam yang dibawa oleh Nabi-Nabi sebelumnya.

Patutlah kita bergembira dihidupkan di akhir zaman sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Kita menjadi umat terbaik dan terpuji, karena Nabi Muhammad adalah sosok yang terbaik dan terpuji. Saking memesona dan agungnya kedudukan Nabi Muhammad SAW di hadapan Allah, Nabi Musa AS pun ingin sekali menjadi umat Nabi Muhammad. Pun Rasulullah bersabda, “Kedudukan ulama bagi umat seperti kedudukan Nabi Bani Isra’il bagi umatnya.” Luar biasa!

Khalili Anwar, Penutur dari jalan cahaya

1 komentar:

  1. Assalamu 'alaikum wr wb

    Jazzakumullohu khoiron katsiro atas artikel-artikelnya di website,Insya Alloh menambah wawasan dan pengetahuan Ke -Islaman pembaca umumnya dan saya pribadi khususnya.Teruskan berdakwah lewat dunia maya , untuk merapatkan barisan dakwah Islam sehingga Islam menjadi Rohmatan lil'alamin. semoga Alloh SWT selalu membimbing kita. amien

    Wassalamu 'alaikum wr wb

    wadiyo
    http://dakwah.blogdetik.com/

    BalasHapus