Senin, 02 Februari 2009

BERTERIMA KASIHLAH PADA ISRAEL

Sungguh Anda terkejut bagai disengat listrik membaca seruan di atas. Bukankah kita harus mengutuk Israel yang telah dengan bengisnya membantai ribuan rakyat Palestina yang notabena saudara kita? Sudah tahu kan kita, bahwa Israel termasuk bangsa yang telah dimurkai oleh Allah SWT, mengapa harus berterima kasih padanya? Kalau kita berterima kasih padanya, bukankah mereka makin menjadi-jadi dalam mempermainkan umat Islam? Musti banyak pertanyaan yang mengalir dari emosi dan pikiran Anda. Tumpahkan semua perasaan Anda, sehingga Anda benar-benar merasa muak dan benci pada Israel, mungkin juga berimbas kebencian yang menguat pada penulis.
Tetapi walau pun Anda benci pada penulis, tolong Anda baca kalimat-kalimat selanjutnya, agar kita tidak terbiasa melihat sebuah bingkai pikiran sepotong-sepotong. Kita memahami bersama, bahwa Israel, dengan simbol Yahudinya, tidak layak untuk dijadikan teman dan tempat kita berbagi, bahkan kita harus berusaha menghancurkan eksistensi, terlebih pemikiran mereka yang kini telah menjalar ke seluruh dunia, tak terkecuali umat Islam di seantero negari ini. Yahudi termasuk kaum yang telah dimurkai oleh Allah SWT sepanjang masa. Karena itu, kita menetapkan seluruh kekuatan Israel itu sebagai musuh bersama umat Islam. Hanya saja, kita tanpa sadar terus diseret ke barak Yahudi, kita makin terpesona dengan karya-karya teknologi yang diluncurkan oleh mereka. Pun kita tidak pernah terbersit sedikit pun untuk menciptakan karya tandingan seperti yang dilancarkan mereka, dan memposisikan kita sebagai konsumen adiktif seluruh karya mereka. Negara-negara muslim telah dilimpahi kekayaan alam oleh Allah SWT, hanya saja kekayaan alam ini tidak diimbangi dengan SDM dan mental yang eksellant.
Kita makin silau dengan karya duniawi yang diluncurkan oleh Yahudi. Yahudi telah diberi kelebihan sebagai kaum yang amat cerdas daripada kaum yang lainnya. Tentu saja kita tidak bisa mengejar kekuatan teknologi mereka. Layaknya, orang Islam memiliki nilai tambah ketimbang kecerdasan intelektual yang telah dikuasai oleh Yahudi tersebut. Walau kita harus terus membangun daya intelektual, perlu juga diimbangi dengan penguatan akidah. Umat ini perlu terus memacu latihan untuk memberdayakan dan menguatkan iman tersebut. Tetapi tanpa disadari ternyata iman umat Islam makin tergerus, bahkan pupus, hingga konsentrasi mereka terus terpacu untuk mendapatkan duniawi dengan seluruh aksesorisnya.
Karya teknologi yang lemah diperparah dengan iman umat yang pupus, menjadikan kita makin hari makin tersudut dalam permainan dunia. Mengapa? Karena umat Islam sudah tidak percaya diri lagi untuk menjadikan Islam yang kaffah sebagai pandangan hidup dan spirit perjuangan kita. Yahudi melalui Israel mencoba melakukan serangan terhadap Palestina, tidak sebatas menyerang Palestina an sich. Tetapi mereka juga ingin menengok pengaruh kekuatan mereka yang telah disuntikkan pada orang Islam, yakni cinta duniawi yang memutus mata rantai iman yang harusnya terus menghunjam dalam umat Islam. Saat serangan rudal diarahkan pada Palestina, negara-negara muslim hampir tidak banyak berteriak, dan memilih diam dan tutup mulut. Pemerintah Mesir, Arab Saudi, serta negara arab yang lain bersikap bungkam. Ketika tidak ada teriakan sedikit pun dari orang orang muslim, berarti memang Islam dalam keadaan lemah saat ini. Sudah tidak memiliki kekuatan dalam lingkup internasional. Kalau kita terlihat lemah, sungguh bisa diketahui oleh mereka, bahwa memang umat Islam kini berada dalam titik nadir.
Itu pikiran yang terbersit di kalangan Yahudi dan sekutunya. Bagi kita, keadaan ini harus membekaskan pembelajaran. Keadaan ini menandakan kelemahan kita, umat Islam. Karena itu, kita berupaya menelisiki secara seksama mengapa islam lemah? Apa akar masalahnya, sehingga kita berada dalam keadaan lemah? Andaikan kita kuat tentu saja Israel tidak semena-mena membantai saudara-saudara kita di Palestina. Pun andaikan umat Islam kuat, tentu saja AS tidak bakal menghancurkan Irak, Afganistan dan beberapa negara yang lain. Andaikan keadaan ini membuat kita makin mengerti tentang titik lemah kita, dan kita terus berusah memperbarui diri terus-menerus, maka Anda akan berani mengatakan terima kasih pada Israel. Memang kita bakal mengerti sisi lemah kita dari musuh kita. Bahkan ada pameo kalau Anda ingin mengerti tentang sisi lemah Anda, tanyakanlah pada musuh Anda. Tentu saja, musuh tidak akan memberitahukan sisi lemah kita secara terang-terangan. Tetapi mereka, akan memberitahukan lewat sikap dan tindakan mereka terhadap kita. Bagaimanapun kejayaan Yahudi, karena kelemahan kita umat Islam. Kemenangan mereka karena kekalahan kita. Bisa jadi, ada mental keliru yang telah menyusup ke dalam pikiran umat Islam. Islam yang masyhur di kalangan umat Islam, adalah Islam yang bersifat lahiriah semata, tanpa disertai oleh iman yang kuat dan kukuh.
Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Hati

1 komentar:

  1. Terima kasih itu ungkapan (pendzohiran) kegembiraan dalam menerima pemberian. Sekali pun hanya sekedar pikiran, harus tetap terarah pada pemahaman kegembiraan penerimaannya.

    Kegelapan adalah alasan adanya cahaya.

    Wallahu 'alam.

    BalasHapus