Kamis, 12 Februari 2009

KENIKMATAN ADALAH MENGALAMI

Setiap keadaan netral. Kaya harta duniawi pada hakikatnya netral. Anda dianugerahi rumah juga netral. Dianugerahi istri yang cantik disertai anak-anak yang lucu-lucu juga suatu keadaan yang netral. Setiap keadaan yang mengitari kehidupan kita telah menjadi ketentuan Allah bagi kita. Anda pun bisa makan hari ini pada hakikatnya bersifat netral. Allah tidak pernah mengorek anugerah yang diberikan, tetapi Allah akan melihat apakah kita termasuk orang yang bersyukur atau kufur pada anugerahNya. Banyak orang hidup di rumah yang gemerlap, dihiasi oleh ornament-ornamen mahal, dilengkapi dengan bioskop rumah, tetapi tidak terasa ada getaran kebahagiaan yang menyapa keluarga tersebut.
Kalau dilihat dari kemegahan hidup yang telah diperoleh, harusnya mereka memiliki banyak alasan untuk hidup bahagia. Tetapi mengapa tidak pernah merasakan bahagia. Bahkan dia baru merasakan senang, ketika dia keluar dari rumah, sehingga dia harus makan di sebuah restoran. Mereka tidak menyukai masakan rumah yang sama sekali tidak terkesan favorit. Kalau mereka makan saja harus keluar dari rumah, berarti kenikmatan makanan tidak terasa dalam rumah. Kalau kenikmatan tidak terasa dalam rumah, berarti tidak ada dari isi rumah yang bisa memantik kebahagiaan dari satu sama lain. Di rumah telah disediakan LCD TV dengan layar lebar, seperti bioskop. Pun mereka telah membeli kaset-kaset film yang luar biasa, tetapi mereka masih juga tergerak untuk melihat film di bioskop kenamaan. Anak-anak telah dibelikan dengan mainan-mainan favorit dan game-game yang begitu mengasyikkan, tetapi mereka masih juga diajak untuk bermain di tempat-tempat hiburan eksotis untuk mendapatkan layanan mainan yang mahal.
Mengapa mereka tidak bisa menikmati kekayaan yang melimpah, rumah megah penuh gemerlap lampion, dan anak-anak yang bisa menjadi hiasan? Jawabannya, mereka tidak benar-benar mengalami keadaan itu. Dia hanya merasakan permukaan dari keadaan, tidak bisa menguak hakikat dari keadaan tersebut. Andaikan mereka bisa menguak dan menelusuri .dengan kejernihan akan anugerah yang melimpah itu, niscaya dia bakal merasakan kebahagiaan yang tiada tara dengan keadaan tersebut. Ketika kekayaan, istri dan anak-anak tidak lagi menawarkan kebahagiaan dalam hidup kita, berarti kenikmatan batin dari itu semua telah dicabut oleh Allah SWT. Kenikmatan lahiriah terasa melimpah, tetapi kenikmatan kering menjadi kosong. Mengapa bisa kosong? Karena di dalam hatinya tidak ada iman. Padahal hanya iman yang membikin suatu keadaan memiliki makna bagi kita.
Suatu ketika, ada orang yang disuguhi hidangan begitu lezat, dan bagi orang yang hanya melihat dari jarak jauh, meyakini bahwa orang tersebut bisa merasakan kelezatan dari hidangan tersebut, bahkan orang itu berandai-andai diajak menemaninya makan. Tetapi, karena dia sedang memikirkan sebuah persoalan yang amat kompleks, makanan yang begitu lezat itu terkesan tidak lezat, terlihat dari cara makannya yang tidak menunjukkan gairah blas. Makanan itu sejatinya lezat, yang tidak lezat itu adalah pikiran orang tersebut yang masih dihantam oleh sekian masalah. Dia tidak benar-benar mengalami dan masuk dalam kelezatan makanan itu, hingga dia tidak merasakan kelezatan menu yang dihidangkan itu. Dia bisa membeli makanan yang enak, tetapi dia tidak bisa membeli hati yang enak dan pikiran yang jernih. Berarti yang menjadikan suatu keadaan itu enak, karena pikiran dan hati kita tidak bermasalah, bahkan tengah dihiasi oleh perasaan syukur yang terus menyala.
Kalau kita mau mengalami setiap keadaan dengan hati yang bersih, sungguh dari setiap keadaan itu bakal menghadirkan kelezatan ke dalam batin Anda.
Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar