Sabtu, 14 Februari 2009

PONARI, KEAJAIBAN DARI ALLAH


Ya Allaah. Wahai Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit. Wahai Yang KekuasaanNya lekat pada segala sesuatu. Wahai tempat kembalinya seluruh urusan. Wahai Yang Maha Tahu rahasia dari setiap keadaan. Wahai Yang Maha menyingkirkan segala derita. Hanya padamu Ya Allah keyakinan ini tetap kami sandarkan. Ya Allah yang Maha memberikan manfaat dan mudharat, mantapkan keyakinan kami padaMu dengan beragam fenomena yang meruyak di alam ini. Wahai Yang Maha Bijaksana dari yang bijaksana, saya yakin dari setiap apa yang terlahir ke alam dunia ini telah Engkau rancang dengan sebaik-baiknya melalui kebijaksanaanMu. Hunjamkan keyakinan di hati kami padaMu Ya Rabb melalui berbagai realitas yang datang dariMu Ya Allah. Wahai Yang Maha Menjaga bagi orang yang meminta penjagaan, jagalah iman kami dan saudara-saudara kami muslimin dan mukminin, agar tetap memantapkan permintaan dan pertolongan hanya padaMu, dan andaikan ada orang yang bisa memberikan solusi dalam hidup kami, pantulkan keyakinan di hati bahwa solusi itu murni datang dariMu, dan makhluk hanyalah kanal terjadinya solusi itu. Engkaulah Yang Menahan dan Melepaskan setiap keadaan. Pautkan hati ini hanya padaMu Ya Allah, jangan sisakan ruang sedikit pun untuk bergantung pada selainMu.


Beberapa minggu ini kita disentakkan oleh berita tentang kehadiran sosok cilik, Ponari, yang disambar (ketiban) petir, dan mendapatkan kelebihan untuk menyembuhkan berbagai penyakit lewat batu “sakti”। Dalam praktiknya Ponari mencelupkan batu ponari tersebut ke dalam air, dan berikutnya diminum oleh sang pasien. Berjubel-jubel orang memadati tempat praktik Ponari. Pasien diberitakan tak hanya datang dari Jombang, juga datang dari berbagai daerah di Nusantara, bahkan datang dari luar negari demi mendapatkan pengobatan dari Ponari. Ponari yang belum mengerti halal-haram, alias belum mukallaf itu tentu perlu kita pandang sebagai sosok yang bebas dari dosa. Dan setiap langkah yang dilakukan musti masih penuh dengan keluguan, tanpa ada harapan mendapatkan apapun dari kelebihan yang diamanahkan padanya. Kita perlu merenungkan fenomena Ponari ini tidak dari sisi paranormal yang makin menyesatkan. Ketika fenomena Ponari dilihat dari sisi paranormal cenderung akan menyeret orang ke ranah kemusyrikan. Mengapa? Ya karena orang diseret pada keyakinan pada Ponari atau paranormal yang lain, bukan keyakinan pada kuasa Allah Yang Maha Segalanya.

Jika kita lemah tauhidnya, niscaya fenomena Ponari akan membikin kita terseret ke lembah kemusyrikan. Tetapi bagi orang yang tauhidnya amat mendalam, maka fenomena Ponari bakal makin menguatkan keimanan pada Allah. Allah telah menunjukkan jalan-jalan tak rasional, yang dokter pun belum bisa menjangkau tentang penyembuhan yang dilakukan oleh Ponari. Kemudian bagaimana fenomena Ponari ini bisa membuat kita makin percaya dan yakin pada Allah? Bagaimana menghindari syirik dibalik fenomena Ponari ini?Bagaimana kita bisa memungut hikmah lewat fenomena ini?

Pertama, Yakinilah kelebihan Ponari murni sebuah anugerah dari Allah. Ingatlah, Ponari tidak berjuang apapun untuk mendapatkan kelebihan tersebut. Memang anugerah itu murni datang dari Allah SWT. Dan anugerah Allah tidak bergantung pada amal dan perbuatan yang dilakukan. Anugerah Allah akan diberikan pada siapa yang dikehendaki. Kelebihan Ponari juga datang dari Allah, dan setiap kelebihan bergantung pada untuk apa dan bagaimana meresponsnya. Ketika direspons dengan kacamata iman, tentu saja akan membuat kita meyakini kebesaran Allah yang terpancar lewat makhlukNya yang bernama Ponari. Memang rahasia-rahasia Allah akan selalu ditunjukkan pada makhlukNya. Suatu yang tidak mungkin menurut hukum logika dan rasio tidak mustahil bagi Allah SWT. Bayangkan suatu yang harusnya diperoleh oleh orang-orang yang matang dan dewasa, tetapi dianugerahkan pada anak cilik yang belum mengerti apa-apa. Namanya anugerah harusnya tidak membuat kita terpaku pada anugerah tersebut, tetapi makin kokoh kebersamaan kita dengan siapa yang telah memberikan anugerah.


Perlu juga diyakini bahwa kelebihan itu ujian dari Allah. Bisa jadi ujian bagi keluarga Ponari juga bagi kita semua. Apakah kita bersikap mengeluk-elukkan Ponari bahkan menganggap Ponari memiliki kekuatan yang independent. Andaikan pemahaman itu merasuk di hati pasien Ponari, justru itu akan menyeret ke lubang kesyirikan. Tetapi ketika menganggap bahwa Ponari sebagai jalan untuk merasakan anugerah dari Allah, niscaya keadaan ini bakal mendekatkan kita pada Allah. Batu dan Ponari tidak berbeda halnya dengan tongkat bagi Nabi Musa AS. Tongkat Nabi Musa bisa menjadi ular, juga bisa membelah lautan menjadi jalan raya. Apakah umatnya Nabi Musa saat itu kemudian terbawa untuk menuhankan Nabi Musa atau tongkat itu? Tentu saja umatnya Nabi Musa makin mantap keimanannya pada Allah SWT. Harusnya melalui fenomena Ponari ini pun membuat kita makin mantap keyakinan pada Allah SWT.


Kedua, menghindari syirik. Banyak orang tidak memercayai fenomena ini, dan menganggapnya hanya sebatas sugesti. Begitulah akal-akalan orang rasional. Ingatlah saudaraku, yang membuat sakit Allah, dan yang menyembuhkan juga Allah. Tanpa izin Allah, penyakit kita tidak bakal sembuh dengan sugesti apapun. Pun ada yang bertutur fenomena ini akan melahirkan kemusyrikan. Kata ini ada benarnya, kalau meminta pengobatan Ponari tidak didasari oleh pemahaman yang jelas. Tetapi ketika dilandasi oleh keimanan dan tauhid yang kuat, niscaya syirik tidak akan menyambangi hati kita. Syirik tidak melekat pada Ponari atau batu itu. Tapi syirik itu melekat pada pikiran kita. Andaikan kita menganggap bahwa makan nasi itu yang membuat Anda kenyang, ya kita pun dipandang syirik. Nasi itu hanyalah perantara yang membuat kita kenyang, sementara yang membuat kita kenyang adalah Allah SWT. Pun kalau ada orang yang berkeyakinan bahwa yang menyembuhkan itu dokter dan obat, justru dia telah syirik. Karena pada hakikatnya yang membuat dia sembuh adalah Allah SWT, asy-Syafi. Tidak ada yang bisa mendatangkan mudharat dan manfaat kecuali Allah SWT. Karena itu, bolehlah pikiran dan dhahir kita berusaha untuk mendapatkan pengobatan dari sakit yang kita derita, tetapi hati kita tetap penuh tawakkal dan ridha pada Allah SWT. Percayalah semua keadaan tidak lepas dari kehendak Allah SWT.


Ketiga, memulung hikmah fenomena Ponari. Setiap keadaan melahirkan hikmah bagi orang-orang beriman. Kiranya apa pelajaran yang bisa diperoleh dari fenomena Ponari ini? Sesungguhnya anugerah Allah amat luas, dan akan diberikan pada siapapun yang dikehendaki. Dan setiap anugerah itu kadang tersimpan dibalik suatu yang tidak kita sukai. Anda tahu, Ponari mendapatkan anugerah itu setelah disambar petir. Petir suatu yang tidak disukai siapapun, tetapi ternyata petir itu mengundang adanya hujan. Petir suatu yang tak disukai, tetapi hujan suatu yang diharapkan. Petir tidak disukai, tetapi “melahirkan” Ponari yang dengan izin Allah bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Allah telah mengizinkan dia bisa menyembuhkan siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk sembuh. Karena itu, kita jangan memikirkan kebaikan hanya di atas keindahan keadaan, bahkan kita bisa merenungi kebaikan dibalik keadaan yang sembrawut dan tak karuan. Bagaimana anak yang diharapkan tersembunyi dibalik beban kehamilan yang begitu berat yang ditanggung oleh seorang perempuan. Kegeniusan berada dibalik belajar yang tekun dan tafakkur yang bersungguh-sungguh. Bahkan naiknya derajat kita bergantung dengan banyaknya tantangan yang bisa kita lewati. Tantangan suatu yang kadang tak disukai, tetapi dibalik tantangan itulah kesuksesan tengah menunggu. Pun untuk mencapai puncak gunung orang harus mendaki, sebuah jalan yang amat meletihkan. Apakah kita bisa sukses tanpa usaha? Ya, usaha tidak menentukan kesuksesan seseorang. Bahkan ada orang yang tidak berusaha bisa sukses. Hanya sedikit jumlahnya. Tapi kita harus berikhtiar untuk mencapai sukses sebagai bagian dari sunnah Rasulullah Saw. Apa Allah selalu memberikan suatu yang diinginkan dibalik sesuatu yang tidak diinginkan? Ya, karena saat kita mampu melewati tantangan dan berhasil mencapai puncak kesuksesan, justru kita bakal merasakan keindahan dan kebahagiaannya. Ada dua orang mendapatkan uang Rp. 100.000, yang satu mendapatkan lewat orang lain, dan yang kedua mendapatkan lewat usahanya sendiri. dimana dari dua orang tersebut yang begitu bahagia. Tentu kebahagiaan dan kepuasaan batin lebih bergemuruh di dada orang yang kedua. Karena dia mendapatkan uang itu dengan jerih payah.


Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya

1 komentar:

  1. Apa tulisan ini didasari fakta yang nyata tentang kegiatan penyembuhan yang memang benar-benar menyembuhkan? Apa sudah didata dari sekian banyak orang yang sudah disembuhkan" benar-benar dinyatakan sembuh?

    Kebanyakan orang berpendapat tentang fenomena ini hanya menduga-duga saja terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Tidak jarang diantara mereka berpendapat yang kental dengan kepentingan mereka sendiri. Bahkan para wartawan yang notabene mencari nafkah dengan pemberitaan suka sekali dengan pendapat yang simpang-siur tentang apa yang mereka sajikan. Buktinya, jarang sekali mereka menyajikan pendapat yang berasal dari orang-orang yang benar-benar kompeten akan hal itu. Yang ditanya malah orang-orang awam yang justru sama sekali tidak dapat menjelaskan, malah membingungkan.

    Kalau memang benar-benar dapat menyembuhkan, maka apakah itu bukan suatu rahmatNya bagi masyarakat yang memang memerlukannya? Dan kalau tidak, ya apa itu perlu ditanggapi serius? Nanti kan reda dengan sendirinya. Toh kegiatannya tidak ada hubungannya dengan pemilu kan?
    Kalau timbul tragedi yang kematian mereka yang antri berobat, nah itu hanyalah ekses saja dari kecerobohan mereka yang ingin mencari sesuatu untuk dirinya sendiri.

    Wallahu a'lam.

    BalasHapus