Rabu, 11 Februari 2009

SEMUANYA DIMULAI DARI YANG KECIL

Kecil itu terkesan remeh, sepele, seakan tidak bermakna. Padahal dari suatu yang kecil, orang akan mengalami suatu yang besar. Ketika kita tidak bisa menikmati hal-hal kecil, justru kita tidak bisa mengalami kenikmatan yang besar. Dalam hal ini menikmati berarti bersyukur, sabda Rasulullah SAW. “Siapa yang tidak bersyukur pada suatu yang sedikit, niscaya tidak bisa bersyukur pada yang banyak.” Kesuksesan besar berawal dari kesuksesan kecil. Pun bahaya besar, berawal dari deposito bahaya kecil yang bisa memporak-poranda keadaan. Kalau orang berhati-hati dengan sesuatu yang kecil, maka dia akan terpelihara dari bahaya yang besar. Bukankah si jago merah yang melalap sebuah hutan atau deretan rumah berawal dari pijaran api yang kecil yang berasal dari kompor, atau pijaran api kecil yang dimainkan anak-anak? Bukankah pertengkaran berawal dari canda tawa yang amat ringan dan remeh temeh? Dan bisa jadi korupsi besar-besaran berawal dari pencurian kecil-kecil yang sudah terbiasa dilakukan. Karena kalau orang belum berani melakukan yang kecil, justru amat takut melakukan yang besar. Tanpa disadari orang yang menenggak bir dan menjadi pecandu narkoba, berawal dari orang yang terbiasa dan kecanduan merokok. Artinya satu titik kesalahan ketika berulang-ulang, maka akan merembet sebagai kesalahan besar.
Ingatlah saudaraku, tindakan kecil yang selalu diulang-ulang akan membekas dalam pikiran dan hati kita. Anak muda yang terjerumus dalam gelamor dunia malam, berawal dari nonton film di bioskop, atau diajak begadang di malam hari oleh teman-temannya. Mula-mula dia hanya ikut-ikutan demi menghormati teman akrabnya. Teruslah dia mendapatkan kenikmatan dalam pergaulan malam. Setiap malam minggu dia selalu menyempatkan diri untuk menikmati malam panjang itu, apakah itu dia lakukan di sepanjang trotoar, atau pergi ke sebuah kafe, dan tempat pelesir lain yang dipandang kondusif untuk menikmati keindahan. Saat dia telah dirasuki oleh kebiasaan negatif itu, niscaya akan merambat pada tindakan-tindakan yang lebih buruk lagi. Yang pada akhirnya, kemungkinan dia bakal terperosok dalam perbuatan yang menghinakan. Naudzubillahi mindzalik.
Orang yang jatuh dalam perbuatan zina pun berawal dari suatu yang remeh-temeh dan sepele. Berawal dari pandangan yang liar, dia pun menatap lawan jenis, dan memang pandangan pertama itu begitu menusuk dan mengena ulu hati terdalam. Itulah yang disebut pandangan sebagai anak setan. Anak setan yang menancap terus di dalam hati dalam bentuk imajinasi dan bayangan-bayangan kotor. Sabda Rasulullah Saw, “hati-hatilah kamu dengan pandangan, karena pandangan itu akan menanamkan syahwat dalam hati dan cukuplah baginya fitnah dari orang yang memandangnya.” Bayangan yang terus memborbardir itu membuat dia harus melakukan tindakan, ya mendekati orang yang turut menancapkan panah setan ke dalam dirinya. Bara asmara pun tak pernah berhenti berkobar. Terjadilah kegiatan asmara yang menjatuhkannya pada perbuatan yang amat hina dan menjijikkan.
Berangkat dari amsal di atas, maka untuk menjaga hal-hal yang besar, maka kita harus berani menjaga hal-hal kecil yang rentan menjerumuskan kita masuk ke hal-hal yang besar. Kalau Anda tidak ingin masuk ke sebuah rumah yang berbahaya, yang penuh dengan ular, singa, kalajengking, bahkan naga yang bakal menerkam Anda, maka janganlah Anda coba-coba untuk membuka pintunya. Karena ketika Anda membuka pintu tersebut, niscaya Anda telah menawarkan diri untuk dimangsa binatang buas itu. Agar Anda tidak terperosok ke dalam dosa yang besar, maka berusahalah untuk menghindari dosa-dosa kecil yang rentan membawa Anda melakukan dosa besar tersebut. Berpikirlah dengan hati yang jernih setiap kali Anda mau melakukan kegiatan apapun, takut ada sesuatu yang bertentangan dengan agama, terutama suatu yang membuat kita makin jauh dari Allah SWT. Dan tiada balasan bagi orang yang jauh dari Allah, kecuali hanya didera derita demi derita.

Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya

1 komentar:

  1. Pokok dari segala keberadaan adalah ketiadaan selain kebesaran-Nya.
    Pandangan kepada yang menimbulkan syahwat adalah anak panah syetan.

    Rentan adalah akibat dari adanya rongrongan yang mempengaruhi kesetimbangan. Dengan kata lain rentan adalah keadaan ketidak-setimbangan sebagai hasil pengaruh yang berlebihan.

    Wallahu a'lam.

    BalasHapus