Senin, 02 Februari 2009

BUDAYA MENCARI KAMBING HITAM

Kambing hitam, hanyalah sebuah istilah untuk menunjukkan bahwa kambing itu hitam. Walau pada kenyataannya, ada juga kambing putih, berupa kambing kibas. Saat kita masih kecil dulu, sering muncul kejadian secara tiba-tiba, misalnya kita jatuh. Ayah atau ibu kita tidak pernah memberikan masukan pada kita cara jalan yang terbaik agar tidak terjatuh, malah menyalahkan lantai. “Breek,” sontak anak menangis, “Wuss lantai ini nakal sekali,” tanggap ibu sambil memukul-mukul bahkan menginjak-injak lantai. Sesekali anak-anak berlarian-lari, dan terpeleset, ibu tidak memberikan wawasan pada anaknya, malah bilang “kodoknya tuh udah lari.” Kata-kata seperti itu sederhana tapi mudah dan cepat direkam di batang pikiran si anak. Tentu tidak membekas hanya sebagai kata-kata, tetapi mengkristal sebagai makna, bahkan tumbuh sebagai pola pikir yang dibawa si anak hingga dewasa.
Inilah cikal-bakal yang membuat kita tidak pernah bekerja keras untuk mengoreksi diri sendiri. Kita kadung memandang, bahwa kesalahan itu tidak ada pada saya, tetapi melekat pada yang di luar saya. Tak ayal, kalau ada seorang yang melemparkan protes atau kritikan padanya, malah dia mengkonfrontasi dengan mengritik balik. Padahal kalau kita masih memandang orang lain keliru, berarti pikiran kita yang keliru. Harusnya ketika kita menganggap orang lain kotor, maka pertama-tama yang perlu dikoreksi oleh kita adalah mindset yang tertanam dalam pikiran kita. “Sebentar dulu, jangan buru-buru nyalahkan orang lain, bisa jadi yang memandang orang lain salah itulah yang benar-benar bersalah.”
Ketika orang selalu memandang peristiwa yang buruk gara-gara orang lain, maka dia tidak bakal menemukan keterangan agung dari peristiwa tersebut. Sebuah kejadian bakal memancarkan pencerahan bila kita memantulkannya pada diri sendiri. Artinya kejadian itu dipandang sebagai pesan suci dari Allah untuk kita. Ingatlah, apapun perlakuan orang lain pada kita, tidak pernah luput dari kehendak Allah, dan kita harus tahu bahwa setiap kehendak Allah menyimpan kebaikan bagi orang-orang yang hendak berpikir. Karena pikiran positif yang dijadikan sumbu untuk menyalakan hikmah, maka insya Allah dia bakal semakin cerdik dalam memulung hikmah demi hikmah dalam hidupnya.
Manusia yang selalu berpikir menyalahkan orang lain dalam setiap kejadian menunjukkan bahwa hatinya amat sempit, sehingga tidak bisa mendapatkan cahaya hikmah dibalik kejadian. Andaikan hatinya lapang, niscaya dia bakal selalu tenang dalam menghadapi persoalan apapun, dan dia terus mencari sisi apa yang keliru pada dirinya. Dia meyakini bahwa setiap kejadian yang memedihkan pasti sebuah teguran yang datang dari Tuhan. Kalau kita mau cermat untuk menelisiki sisi kekeliruan kita, maka kita bakal menemukan berbongkah-bongkah kesalahan mengendap di dalam batin kita. Dan saat menyadari ada kesalahan yang melekat di hati kita, maka makin bergairah untuk terus membersihkan hati setiap saat.
Perlu juga dipahami, bahwa kita tidak bakal menjadi baik dengan menyalahkan orang lain. Kita hanya menjadi baik kalau memiliki tekad yang kuat untuk berbuat yang terbaik dalam setiap keadaan, sembari terus melakukan evaluasi diri secara ketat, apakah perbuatan saya sudah berkenan di hadapan Allah atau tidak? Mengapa keadaan bisa seperti ini, mungkin kekeliruan saya. Bahkan saat kita tidak tenang menghadapi kejadian, yakinilah bahwa itu berarti ada kekeliruan dalam hati kita. Karena hanya orang-orang yang bersalah yang selalu berada dalam derita.
Khalili Anwar, Penutur Dari Jalan Hati


1 komentar:

  1. Contoh ibu dan anak adalah pendidikan untuk mempertahankan semangat juang.
    Harus dikoreksi memang, tapi seorang hanya dapat menerima sesuai dengan apa yang dipahaminya.
    Kesalahan yang dilihat di luar diri sebagai kambing hitam (black goat) hanya diperlukan untuk menutupi ketidak-berdayaan diri.
    Semakin banyak kambing hitam dilihat menunjukkan semakin tidak-berdayanya diri.

    Sebaliknya harus segera disadari bahwa diri inilah sebenarnya kambing hitam. Bau, kotor tak suka mandi, hanya berpikir tentang perut, sex dan kepopuleran. Padahal suara jelek, penakut dan pendek umur pula.

    Wallahu 'alam.

    BalasHapus